Selasa, 28 Mei 2013

sejarah islam di india

bab i
pendahuluan
1.1 latar Belakang
Perdaban Islam adalah terjemahan dari kata Arab al-hadha-rah al-Islamiyyah.Kata Arab ini sering juga diterjemahkan ke dalalam bahasa Indonesia dengan Kebudayaan Islam. “Kebudayaan” dalam bahasa Arab adalah al-Tsaqafah.Di Indonesia,sebagaimana juga di Arab di Barat, masih banyak orang yang mensinonimkan dua kata ‘’kebudayaan’’ (Arab, al-Staqafah;inggris, culture) dan “peradaban” (Arab, al-hadharah ; inggris, zivilization). Dalam perkembangan ilmu antropologi sekarang , kedua istilah itu di bedakan. Kebudayaan adalah bentuk ungkapan tentang semangat mendalam suatu masyarakat. Sedangkan, manivestasi-manivestasi kemajuan mekanis dan teknologis lebih berkaitan dengan peradaban. Kalau kebudayaan lebih banyak direfleksikan dalam seni, sastra religi (agama), dan moral, maka peradaban terefleksi dalam politik, ekonomi, dan teknologi. Asia Selatan (dulu India), merupakan suatu Jazirah dari benua Asia yang memiliki keunikan tersendiri bagi perkembangan kebudayaan di wilayah Asia tersebut. Salah satu keunikan dari wilayah ini adalah beragamnya bangsa-bangsa yang datang dari luar India yang kemudian membentuk agama baru, serta kebudayaan baru.
Keunikan lain yang perlu diketahui juga adalah adanya kebudayaan yang sudah tinggi di miliki oleh India pada tahun-tahun jauh sebelum masehi, serta corak kerajaan-kerajaan besar yang pernah menguasai wilayah ini, sehingga menunjukkan kemajuan yang signifikan baik dalam bidang perdagangan, politik, sosial, agama maupun ilmu pengetahuan.
Dalam sejarahnya India secara umum di pengaruhi oleh tiga invasi besar. Pertama, invasi oleh bangsa Arya, kedua, invasi agama Islam, dan ketiga adalah invasi oleh bangsa Barat ( Inggris ). Melihat proses invasi tersebut tentunya menarik apabila pengkajian Islam di Asia Selatan ini di mulai dari perkembangan awal pembentukan masyarakat India sampai sekarang, tetapi dalam makalah ini tidak membahas secara keseluruhan hanya akan membahas kondisi Asia Selatan (dulu India) sebelum Islam masuk ke wilayah tersebut dengan berbagai kondisi yang meliputi perkembangannya.
1.2 Rumusan Masalah
1)      Bagaiamana awal masuknya Islam ke India?
2)      Bagaimana strategi dakwah yang digunakan para Ulama dalam penyebaran nya?
3)      Bagaimana Mahzab yang berkembang di daratan India?
4)      Bagaimana perkembangan Islam di India pada masa sekarang?
1.3 Tujuan
1)      Mengetahui bagaiamana awal masuknya Islam ke India
2)      Mengetahui strategi dakwah yang digunakan para Ulama dalam penyebaran nya
3)      Mengetahui Mahzab yang berkembang di daratan India
4)      Mengetahui perkembangan Islam di India pada masa sekarang
1.4 Manfaat
1.      Dengan mengetahui bagaimana Islam masuk ke India maka dapat dianalisis bahwa Islam telah juga berkembang disana
2.      Dapat  mengetahui strategi apa yang digunakan oleh para ulama di India dalam menyebarkan Islam
3.      Dapat mengetahui perkembangan Islam saat ini di India dan kebuyaan Islamnya

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Awal masuknya Islam di India (712 – 1206) : (93 – 602 H)
            Masuknya Islam berawal dari penaklukan  tahun 712 M oleh seorang amir dari Baghdad yaitu Muhammad ibnu Kasim yang merupakan perintah dari Khalifah Walid II untuk memerangi Sindh (daerah dekat sungai Indus).  Hubungan antara India dengan Iran semakin dekat yang diawali oleh Iskandar Zulkarnain.
300 tahun kemudian terjadi penyerangan kedua  oleh bangsa Arab. Di sebelah timur iran muncul kerajaan baru yaitu Ghazni, di Afghanistan dengan dipimpin oleh seorang raja yaitu Mahmud Ghazni.  Diantara tahun 1000 sampai 1026 ia memerangi daerah Punjab. Kerajaan ini direbut oleh Muhammad Ghori dan dialah yang melaksanakan penyerangan untuk mengambil alih seluruh India. Pada tahun 1175 – 1203 ia hampir menguasai seluruh daerah Hindustan. Namun wilayah Hindu tidak pernah terduduki.
A.    Kerajaan Delhi (1206 – 1526) : (602 – 932)
            Setelah wafatnya Muhammad Ghori daerah India diperintah oleh panglima Kutbuddin Aibak (1206 – 1211). Pada tahun 1206 ia mendirikan kerajaan dan mengukuhkan namanya sebagai Sultan Delhi. Dalam pemerintahan kerajaan ini raja – raja terbagi dalam beberapa golongan:
1.      Keturunan hamba raja (1206 – 1290)
a.       Sultan Kutbuddin Aibak (1206 – 1211), panglima (hamba raja) Muhammad Ghori
b.      Sultan Althamish (1211 – 1236), hamba raja Aibak, hampir diserang oleh raja Mongol Jengis Khan
c.       Sultana Raziyatuddin (1236 – 1240), anak perempuan Althamish yang berani, bijaksana dan memiliki sifat kepemimpinan yang baik.
d.      Sultan Nasiruddin (1246 – 1266), adik dari raziyatuddin
e.       Balban (1266 – 1287), seorang pahlawan dan bekas hamba sultan Altamish, pengganti raja balban terbunuh. Maka beakhirlah zaman pemerintahan keturuna hamba raja.
2.      Raja keturunan Khilji (1290 – 1321)
a.       Sultan Jalaludin Khilji (1290 – 1296), dibunuh oleh menantunya yang menjadi penggantinya.
b.      Sultan alauddin Khilji (1296 – 1316), kerajaan semakin luas meliputi Gujarat dan deccan, kaum Hindu sangat tertindas
c.       Malik kafur
d.      Sultan Kutbuddin Mubarak
e.       Nashiruddin (khusru), pembunuh Kutbuddin
3.      Raja keturunan Tughlak (1321 – 1399)
a.       Thuglak Shah (Ghazi Malik) (1321 – 1324)
b.      Sultan Muhammad Adil Tughlak (1325 – 1351), muncul kerajaan Hindu baru Tamil, bernama Vijayanagar
c.       Sultan Firoz Shah Tughlak (1351 – 1388), keponakan Sultan Muhammad Adil
4.      Pemerintahan Sayid (1414 - 1451)
5.      Raja keturunan Lodi (1451 – 1526)
a.       Sultan Bahlol Lodi (1451 – 1489)
b.      Sultan Sikandar Lodi (1489 – 1517)
c.       Sultan Ibrahim Lodi (1517 – 1526)
B.     Kerajaan Moghul (1526 – 1857)
a.       Sultan Babar
b.      Sultan Hamayun (1530 – 1556)
c.       Sultan Akbar (1556 – 1605)
d.      Jahangir (1605 – 1628)
e.       Shah Jahan (1628 – 1658), dibangunnya Taj mahal
f.       Aurangzib alamgir (1659 1707)
g.      Sultan Bahadur Shah (1707 -1712)
h.      Jahamdar Shah (1712 - 1713), 11 bulan berkuasa dan dibunuh keponakannya Farukhsiyar
i.        Farukhsiyar (1713 – 1719)
j.        Sultan Mahmud Shah
k.      Ahmad Shah
l.        Alamgir II
m.    Tahun 1764 mulai datang pengaruh Inggris (East Indian Company)
2.2 Strategi dakwah
Setiap ekspedisi penaklukan militer oleh tentara Muslim tidak membawa serta juru dakwah. Hal ini karena pemimpin Muslim beranggapan bahwa penaklukan India yang mayoritas Hindu (dalam pandangan Islam Kafir), merupakan suatu perang suci atau jihad. Misalnya, Sultan Muhammad dari Ghazna yang melancarkan ekspedisi militer ke India tahun 1000 – 1026 dan Sultan Timurlenk (Tamerlane) yang menyerbu India pada 1389. Dalih perang suci menjadi trauma menakutkan bagi masyarakat yang beragama Hindu di India Suwarno (2012 : 74).
Menurut Craig Baxter (dkk) dalam buku Government and Politics in South Asia (1987). Ada tiga pola hubungan interaksi antara Islam dengan Hindu di India, yaitu :
1. Pola terorisme
Penduduk Muslim yang menyerbu India hanya membawa kerugian atau kehancuran, misalnya penduduk pribumi Hindu dipaksa masuk Islam atau dibunuh jika tidak mau, harta bendanya dirampas, kuil diratakan dengan tanah dan setelah itu dibangun mesjid. Pola ini diterapkan oleh Sultan Mahmud dari Ghazna, Timurlenk, Sultan Nadhir Shah dari Persia (1739) dan Ahmad Shah Abdali dari Afghanistan (1745 – 1752).
2. Pola penaklukan, perkampungan, dan pembentukan kerajaan di India bagian barat dan utara.
Pola ini dijalankan oleh Muhammad ibn al – Qasim yang menaklukkan Maltan pada tahun 712, berikutnya diikuti oleh Dinasti Budak hingga Dinasti Lodi. Ciri khas dari pola ini adalah para penguasa Muslim gagal membangun sistem administrasi yang efisien.
3. Pola yang ditunjukkan Dinasti Mughal.
Pola ini tidak hanya dapat menaklukkan sebagian besar wilayah India, tetapi juga mampu memantapkan administasi yang stabil dan terpusat dari Lahore, Delhi, atau Agra. Ciri khas pola ini adalah mengintegrasikan seluruh potensi masyarakat India yang heterogen dan kompleks dalam satu kesatuan yang bulat, antara lain dari semangat toleransi yang tinggi.
Suwarno (2012 : 76). Dalam menaklukkan India, penguasa Islam tidak hanya dengan jalan kekerasan. Sebagai contoh dalam biografinya Elliot dan John Dowsan, disebutkan bahwa pada masa pemerintahan Sultan Firuz Shah dari Dinasti Tughlaq (1351 – 1388), “Sultan mendorong rakyatnya yang kafir untuk memeluk Islam. Siapa yang memeluk Islam akan dibebaskan dari pajak jizyah (pajak perlindungan bagi non – Muslim di Negara Islam).”
Thomas W. Arnold, sarjana Inggris dalam bukunya The Preaching of Islam, memunjukkan selain dengan kekerasan, Islamisasi juga melalui jalan damai, yaitu secara persuasife memalui jalur perdagangan. Islamisasi dengan cara perdagangan dilakukan terutama di India Selatan, tepatnya di Pantai Malabar (daerah Gujarat). Dakwah secara damai juga dilakukan oleh para Mubaligh Islam secara perorangan, misalnya para sufi dan mubaligh Syiah Islamiyah (Suwarno, 2012: 76).
(Suwarno, 2012: 76). Dr. Adil Muhyiddin al Allusi, dalam buku Al’urubatu wallslamu fi Janubji Syarqi Asia al Hindu wa Indonesia, menyajikan fakta dakwah Islam yang meliputi :
a. Pedagang Arab datang ke India tidak hanya berdagang, tetapi juga membawa ajaran Islam. Mereka mampu memelihara hubungan yang baik dengan penduduk pribumi, melalui perkawinan, hubungan bertetangga atau bernegara dan lain – lain.
b. Dalam membawa ajaran Islam para da’i menggunakan cara – cara yang mudah dipahami masyarakat awam.
c. Peran penguasa Islam dalam menarik perhatian rakyat India, antara lain : memperagakan rasa toleransi, menawarkan berbagai fasilitas dan kemudahan bagi pihak yang mau masuk Islam serta menyampaikan berita gembira bagi para pejuang Islam (mujahid fi sabilillah).
d. Peran ulama yang menjadikan pekerhaan mengajarkan agama Islam sebagai kegiatan utama dan hanya mencari ridho Allah semata.
Maka dapat disimpulkan bahwa strategi dakwah Islam di India menggunakan sekaligus tiga cara sekaligus, yaitu : war (perang), trade (perdagangan), dan teaching (pengajaran). Sebagian besar muslim India yang masuk Islam berasal dari kelas bawah dari masyarakat India. Selain itu umat Islam ada juga Muslim yang berasal dari keluarga memerintah kerajaan India berbeda. Beberapa penguasa itu Hindu yang benar-benar milik prajurit kasta dari Hindu dan diadopsi masyarakat Islam. Lainnya adalah keturunan dari penguasa Muslim yang menginvasi India. Para penguasa muslim yang berbeda dari India juga dibawa ke kerajaan mereka tentara bayaran Muslim, pengusaha, dan budak dari berbagai belahan dunia seperti Rusia, Afghanistan, Turki, negara-negara Arab dan Afrika. Orang-orang ini tetap di India, menikah lokal India dan diubah mereka untuk Islam.
Secara umum kaum Muslim di India seperti dunia Muslim terbagi menjadi dua sekte utama, Sunni dan Syiah. Dan seperti di seluruh dunia Muslim ada ketegangan antara kedua sekte. Ada juga Muslim yang mengklaim sebagai keturunan dari putri Nabi Muhammad dan orang-orang dalam komunitas ini menambahkan Syed gelar sebelum nama mereka. Klaim lain untuk menjadi keturunan dari Muslim pertama dan menambahkan Sheik judul. Seiring dengan perpecahan dunia Islam, kaum Muslim India juga memiliki divisi lain.
Komunitas yang berbeda yang mengadopsi Islam dengan cara yang berbeda memiliki nama komunitas yang berbeda. Di barat India, Bohra dan Khoja adalah komunitas Muslim yang memeluk Islam dipengaruhi oleh ulama yang berbeda. Para Khojas juga dibagi menjadi komunitas yang berbeda. Pemimpin masyarakat (Nizari) Khoja adalah Aga Khan. Nawait ini adalah keturunan imigran Arab dan Persia. Di India selatan di negara bagian Kerala, komunitas Mophilla adalah keturunan dari pedagang Arab. Sebuah komunitas Muslim India dikenal adalah Pathan. The Pathan adalah Muslim yang tiba dari Afghanistan. Mereka biasanya memiliki nama keluarga mereka sebagai Khan. The Pathan memiliki gambar menjadi berani, jujur dan adil. Banyak orang India yang mengadopsi Islam mengadopsi nama keluarga Khan dan mereka mengklaim bahwa mereka adalah Pathan, yang tidak selalu benar. The Pathan asli mengklaim bahwa mereka berasal dari Suku Israel.
Pada awal abad ke-20, beberapa organisasi Muslim reformis berkembang di India yang ingin menyesuaikan filsafat Islam dengan dunia modern. Organisasi-organisasi ini ingin membatalkan poligami dan adalah mendukung pendidikan perempuan.
2.3 Mahzab yang berkembang di daratan India
Setelah Muhammad bin Qasim wafat, kedudukan kaum muslimin mulai goyang dan melemah. Tiga abad kemudian, barulah kedudukan mereka menguat kembali dan sangat berpengaruh setelah kedatangan Sultan Mahmud Al-Ghaznawi dari Afghanistan. Sultan ini berjasa dalam mendirikan kerajaan Islam di tanah India tersebut. Gerakan yang dipimpin Sultan Mahmud Al-Ghaznawi datang melalui celah-celah gunung yang curam di Afghanistan, menembus Genting Khaibar yang terkenal curam. Dengan kedatangan Sultan Mahmud, India mulai membuka lembaran baru dalam sejarahnya, yaitu berada di bawah kekuasaan Islam secara mutlak. Peristiwa ini terjadi di akhir abad keempat Hijriyyah.
Selain raja-raja, nama-nama kaum ulama dan dai juga banyak memenuhi halaman-halaman buku sejarah India. Mereka datang semata-mata untuk mensyiarkan agama. Pengaruh mereka di tengah-tengah masyarakat lebih kuat dan mendalam dari pengaruh para raja, yang lebih mementingkan kedudukan dan perluasan daerah kekuasaan. Di antara ulama yang terkenal ialah Syaikh Ismail Al-Lahori (w. 448 H/1056 M), yang berhasil mengislamkan puluhan ribu penduduk Lahore, Syaikh Mu’inuddin Al-Jisyti (w. 627 H/1230 M), yang telah mengislamkan ratusan ribu penduduk Ajmir, Syaikh Fariduddin Al-Ajwadi (w. 664 H/1266 M) dan Syaikh Ali bin Syihab Al-Hamdzani (w. 784 H/1382 M), yang berhasil mengislamkan sebagian besar penduduk India lainnya.
Masih banyak lagi kaum ulama yang berjasa besar dalam dakwah Islamiyah di kalangan masyarakat India, seperti yang disenaraikan dalam kitab Al-Muslimun fi al-Hind, karya Sayyid Abul Hasan Ali An-Nadwi. Selain para ulama yang datang dari lereng pegunungan Afghanistan, India diramaikan pula dengan kedatangan para ulama dari Semenanjung Arab Selatan, seperti Yaman dan Hadhramaut, yang turut berdakwah dan menyebarkan agama Islam di India bersama para saudagar Islam yang berjiwa dakwah. Orang-orang seperti ini pulalah yang membawa agama Islam ke tanah Melayu dan sekitarnya. Pemahaman agama atau madzhab yang dianut kaum muslimin India, yaitu Madzhab Hanafi dan Madzhab Syafi’i, menunjukkan kenyataan sejarah tersebut. Dapat disimpulkan, Islam masuk ke India melalui dua jalan. Pertama, melalui Pantai Barat India, sebagai pintu masuk Islam dari Semanjung Arab Selatan. Dan kedua, melalui bagian Barat Laut, yaitu Afghanistan dan Turki. Kebanyakan kaum muslimin yang menetap di India sebelah barat dan selatan menganut Madzhab Syafi’I, karena mereka menerima Islam dari Semenanjung Arab yang dibawa oleh orang-orang Yaman dan Hadhramaut, yang bermadzhab Syafi’i. Sementara kaum muslimin India yang menetap di bagian utara dan timur, hampir keseluruhannya bermadzhab Hanafi, sebab mereka menerima ajaran Islam dari orang-orang Afghanistan dan Turki, yang kebanyakannya bermadzhab Hanafi.
2.4 Islam di India pada masa sekarang
Masyarakat Muslim memang tidak mayoritas di India. Tapi, tidak di Ibu Kota New Delhi yang merupakan kota dengan populasi Muslim tinggi di India. New Delhi sudah menjadi pusat Islam Kerajaan Moghul. Hingga kini, Islam tumbuh dan berkembang dengan baik disana. Bahkan di pemerintahan profesional, Muslim juga tampil sebagai pejabat maupun anggota dewan. Tak hanya itu, para cendikiawan di New Delhi juga mayoritas Muslim lulusan dari perguruan-perguruan tinggi Islam. Hampir semua golongan di Kota New Delhi menerima kehadiran Islam. Kecuali satu sekte yaitu Sikh. Sekte ini menurut memiliki kebencian khusus terhadap kaum muslimin. Seringkali orang dari sekte Sikh memancing keributan atau mencari gara-gara. Sementara sebagian besar keturunan Sikh berprofesi sebagai polisi. Islam yang selalu dipandang radikal oleh Barat, tidak tergambar di New Delhi. Pemerintah India bahkan memberlakukan hari libur saat perayaan hari besar agama Islam.
Sementara dari sisi pakaian, meski tak berjilbab, para muslimah di New Delhi tetap menggunakan baju panjang yang relatif tertutup. New Delhi juga menjadi tempat berkumpulnya komunitas Muslim. Meski beragam, tapi komunitas itu cenderung seragam yakni memiliki menganut mahzab Hanafi. Dan hanya beberapa saja yang bermahzab Syiah. Sejak 2000 lalu, kesadaran kebangkitan mempelajari Islam mulai menyebar di New Delhi. Hal ini ditandai dengan bermunculannya taman pengajian Al Quran (TPA). Hingga saat ini semakin berkembang dan setiap masjid kini memiliki TPA. Kehadiran TPA dinilai sangat efektif dalam membangkitkan ajaran Islam. Dengan membuka TPA dari pagi hingga sore, tiap anak bisa menyesuaikan waktu belajar di TPA tanpa tertinggal dari sekolah umum. TPA ini bisa diikuti oleh anak-anak dari tingkat sekolah dasar (SD) hingga sekolah menengah atas (SMA). Dari TPA ini pula lahirlah hafidz Al Qur'an di kota New Delhi.
Dan bukti terabsah dan tidak bisa terbantahkan dari pesatnya perkembangan Islam di New Delhi adalah kehadiran Taj Mahal, satu dari keajaiban dunia. Bangunan indah dan megah itu sumbangan peradaban masyarakat Muslim, sebuah karya arsitektur yang sangat tinggi. Taj Mahal merepresentasikan kemajuan masyarakat Muslim pada zamannya, sekaligus menunjukkan kepada dunia betapa peradaban masyarakat Muslim sudah sedemikian maju. Taj Mahal yang terletak di pinggir Sungai Yamuna, Agra, India sekitar 190 kilometer dari New Delhi, dibangun Syah Jehan Raja Mogul V untuk menghormati istrinya Arjuman Banu Begum atau Mumtaz Mahal. Istana pilihan yang di dalamnya terdapat makam mulai dibangun pada 1632 silam dengan mempekerjakan 20 ribu orang. Pemangunan itu menelan biaya 40 juta rupee. Bangunan inti selesai pada 1643 dan secara keseluruhan rampung pada 1654. Taj Mahal juga menjadi lambang kejayaan Dinasti Mogul, stabilitas di tengah penduduk yang majemuk namun kepemimpinan raja bijak. Meski menganut ajaran Islam, Dinasti Mogul tetap tetap memberikan hak hidup terhadap beragam agama dan keyakinan. Syah Jehan mewarisi kebijakan pendahulunya dalam kepemimpinan sehingga tampil sebagai pemimpin yang sukses.
Beberapa peninggalan Islam di India :
a.       Taj Mahal
b.      Benteng Merah
 


c.       Qutub Minar







bab iii
penutup
3.1  Kesimpulan
Kondisi Asia Selatan (dulu India) pada masa sebelum masuknya Islam telah mengalami perkembangangan yang sudah cukup lama dari beberapa tahun sebelum masehi. Dalam perkembangan tersebut, India sudah mempunyai kebudayaan tinggi yaitu Mohendo-Daro dan Harrapa yang kemungkinan besar milik bangsa Dravida.
Secara general kondisi india sebelum Islam datang kesana sudah relatif tertata masyarakatnya dengan kehidupan ekonomi yang makmur, meskipun adanya polemik politik karena perebutan kekuasaan di antara putra-putra mahkota, namun kondisi keagamaan di India cukup terjaga tidak mengalami kemunduran. Islam datang ke India adanya Hubungan antara negara Arab dan India sebelum kedatangan Islam sudah lama terjalin baik, terutama dalam hubungan perdagangan. Ramai nya perdagangan Arab dan India sudah sejak lama dengan memakai jalur laut. Masuknya Islam berawal dari penaklukan  tahun 712 oleh seorang amir dari Baghdad yaitu Muhammad ibnu Kasim yang merupakan perintah dari Khalifah Walid II untuk memerangi Sindh (daerah dekat sungai Indus).
Dalam perkembangan nya banyak Dinasti-dinasti yang berasaskan Islam. Dan juga berkembang nya Mazhab yang di keluarkan oleh Ulama India. Untuk saat ini New Delhi Ibu Kota India sudah menjadi pusat Islam Kerajaan Moghul. Hingga kini, Islam tumbuh dan berkembang dengan baik disana. Bahkan di pemerintahan profesional, Muslim juga tampil sebagai pejabat maupun anggota dewan. Islam disana juga berkembang pesat.


Daftar Pustaka
Mulya, T.S.G. (1951). INDIA : Sejarah Politik dan Pergerakan Kebangsaan. Jakarta : Balai Pustaka
Sunanto, M. (2012). Sejarah Peradaban Islam Indonesia. Jakarta: Rajawali Pers.
Amir, SM. (2009). Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Amzah 
Hamka. (1975).Sejarah Umat Islam. Jakarta: Bulan Bintang
Karim, Abdul. (2003). Sejarah Islam Di India. Yogyakarta: Bunga Grafis Production,
Suwarno, (2012). Dinamika Sejarah Asia Selatan. Jakarta : Ombak.
Ludfiani, P. R. (2012). Ratusan ribu jamaah Muslim India shalat subuh di Masjid Jami New Delhi. [Online] . Tersedia: http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-mancanegara/12/03/30/m1otmh-new-delhi-pusat-perkembangan-islam-di-india. [11 Maret 2013]
Hidayah, K. (2012). New Delhi, Pusat Perkembangan Islam di India. [Online]. Tersedia: http://khalifahalhidayah.blogspot.com/2012/04/sejarah-kedatangan-islam-di-india.html. [11 Maret 2013].
Desmita, R. (2012). Masuk dan Berkembangnya Islam di India. [Online]. Tersedia: http://rezkidesmita.blogspot.com/2012/03/masuk-dan-berkembangnya-agama-islam-di.html. [11 Maret 2013].